Penguat atau Amplifier digunakan secara luas di rangkaian elektronik untuk membuat sinyal elektronik lebih besar. Secara umum kita menggunakan Penguat Amplifier sebagai penguat audio di radio, pemutar CD dan stereo yang kita gunakan di rumah. Pada bagian ringkasan tutorial penguat amplifier ini, kami melihat rangkaian penguat berdasarkan pada transistor bipolar tunggal seperti yang ditunjukkan di bawah ini, tetapi ada beberapa jenis rangkaian penguat transistor yang bisa kita gunakan. Rangkaian Penguat Amplifier Satu Tahap Khas Penguat Amplifier Sinyal Kecil β Penguat amplifier Sinyal Kecil juga dikenal sebagai Penguat Tegangan. β Penguat Tegangan memiliki 3 sifat utama, Resistansi Input, Resistansi Output, dan Gain. β Gain dari penguat sinyal kecil adalah jumlah penguat atau amplifier βmemperkuatβ sinyal input. β Gain adalah rasio output dibagi dengan input, oleh karena itu ia tidak memiliki unit tetapi diberi simbol A dengan jenis gain transistor yang paling umum, Tegangan Gain Av, Arus Gain Ai dan Gain Daya/Power Ap β Gain power/daya dari penguat amplifier juga dapat diekspresikan dalam desibel atau hanya dB. β Untuk memperkuat semua distorsi sinyal input bebas dalam penguat Kelas A, Bias Base DC diperlukan. β DC Bias mengatur titik-Q penguat amplifier setengah jalan di sepanjang garis beban. β Bias Base DC ini berarti bahwa penguat mengkonsumsi daya walaupun tidak ada sinyal input. β Penguat amplifier transistor non-linear dan pengaturan bias yang salah akan menghasilkan sejumlah besar distorsi ke bentuk gelombang output. β Sinyal input yang terlalu besar akan menghasilkan distorsi dalam jumlah besar karena kliping, yang juga merupakan bentuk distorsi amplitudo. β Penempatan yang tidak tepat dari titik-Q pada garis beban akan menghasilkan Kliping Saturasi atau Kliping Cut-off. β Konfigurasi Penguat Common Emitter adalah bentuk paling umum dari semua amplifier tegangan tujuan rangkaian umum menggunakan Bipolar Junction Transistor BJT. β Konfigurasi Penguat Amplifier Common Emitter adalah bentuk paling umum dari semua amplifier tegangan tujuan rangkaian umum menggunakan Junction Field Effect Transistor JFET. Perbandingan Penguat BJT ke JFET Parameter Penguat Common Emitter Penguat Common Source Tegangan Gain, AV Sedang/Tinggi Sedang/Tinggi Arus Gain, Ai Tinggi Sangat tinggi Daya Gain, AP Tinggi Sangat tinggi Resistansi Input, Rin Medium Sangat tinggi Resistasnsi Output, Rout Sedang/tinggi Sedang/tinggi Pergeseran fasa 180Β° 180Β° Penguat Amplifier Sinyal Besar β Penguat Amplifier Sinyal Besar juga dikenal sebagai Power Amplifier. β Power Amplifier dapat dibagi menjadi beberapa Jenis Kelas Penguat Amplifier yang berbeda, misalnya Penguat Amplifier Kelas A - di mana perangkat output melakukan untuk semua siklus input. Penguat Amplifier Kelas B - di mana perangkat output hanya melakukan 50% dari siklus input. Penguat Amplifier Kelas AB - di mana perangkat output melakukan lebih dari 50% tetapi kurang dari 100% dari siklus input. Penguat Amplifier Kelas C Penguat Amplifier Kelas D β Power Amplifier yang ideal akan memberikan 100% daya DC yang tersedia ke beban. β Penguat Kelas A adalah bentuk penguat daya yang paling umum tetapi hanya memiliki peringkat efisiensi kurang dari 40%. β Penguat Kelas B lebih efisien daripada penguat Kelas A sekitar 70% tetapi menghasilkan distorsi yang tinggi. β Penguat kelas B mengkonsumsi daya yang sangat kecil ketika tidak ada sinyal input. β Dengan menggunakan konfigurasi tahap output "Push-pull", distorsi dapat sangat dikurangi. β Namun, Power Amplifier atau penguat daya push-pull Kelas B yang sederhana dapat menghasilkan β Distorsi Crossover tingkat tinggi karena bias titik cut-off mereka. β Resistor atau Dioda pra-biasing akan membantu menghilangkan distorsi crossover ini. β Power Amplifier Kelas B dapat dibuat menggunakan Transformator atau Transistor Pelengkap pada tahap outputnya. Untuk memahami tentang Penguat Amplifier lebih lanjut silakan dibaca Artikel Selanjutnya tentang Penguat Daya Power Amplifier
Skemarangkaian di atas bisa menghasilkan output antara 400 sampai 500 watt. Besaran watt pada amplifier tergantung dari beberapa faktor, yaitu rangkaian penguat Final dan kemampuan power supply dalam menyuplai arus. Mungkin itu saja pembahasan kali ini, Semoga pembahasan mengenai skema power amplifier OCL 500 watt dapat memberikan manfaat dan Kadang kita tidak/belum puas dengan tingkat kerasnya sebuah perangkat audio, Potensio Volume Bass Treble dll semua sudah diputar pada posisi 100%, namun masih saja terasa kurang keras. Seandainya kualitas audio yang lemah itu karena memang keadaan Amplifier/speaker yang memang kecil ... itu sih sudah takdir nya seperti itu... dan biarkan saja nikmati apa adanya ..... Yang akan dibahas disini tentunya untuk perangkat yang sesungguhnya harus mampu mengeluarkan Audio yang menggelegar Amplifier dan Speaker sudah memadai, namun pada kenyataannya tidak bisa demikian. Penyebab lemahnya keluaran audio bisa disebabkan oleh adanya penguatan yang masih kurang kuat sebelum masuk ke Amplifier, mungkin karena pemasangan Tone Control atau Parametrik atau Crossover atau apalah ... jenis jenis pengontrol kualitas audio, bisa juga hanya karena memang masih kurang perangkat penguatnya. Untuk menguatkan sinyal audio agar bisa menghasilkan output di speaker yang mumpuni, bisa dilakukan dengan cara menambah rangkaian Penguat Audio. Rangkaian Penguat Audio bisa menggunakan IC OP-AMP dan yang paling mudah dipelajari para pemula adalah yang menggunakan transistor karena kaki nya hanya ada tiga Menurut yang pernah guruKATRO baca maaf kalau ada yang salah, ada tiga sistem Rangkaian Penguat Transistor, yaitu 1. Common-Base basis ke GND atau menurut bahasa ORANG KATRO, Basis tidak menjadi input maupun output. Input masuk melalui Emitor dan output keluar melalui Kolektor. Tapi katanya disana penguat transistor sistem ini tidak cocok untuk penguat Audio, jadi abaikan saja yah .... orang judulnya diatas hanyalah tentang Penguat Audio 2. Common Collector Kolektor ke GND atau menurut bahasa ORANG KATRO, Kolektor tidak menyalurkan input maupun output. Input masuk melalui Basis dan output keluar melalui Emitor. katanya disana Konfigurasi transistor dengan common collector menghasilkan penguatan arus yang besar. Memiliki impedansi keluaran yang rendah, sedangkan impedansi masukan tinggi. Penguatan daya pada konfigurasi common collector relatif rendah. Penguatan tegangan sangat rendah. Fasa sinyal antara input dan output terbalik inverting. Makanya sistem rangkaian penguat transistor Common-Collector ini sering digunakan pada rangkaian akhir Amplifier, atau katanya juga cocok sebagai buffer penyangga. Coba saja amati sebuah rangkaian Tone Control atau Galaxy atau, pada bagian input banyak yang dipasang penguat jenis Common Collector ini. Input masuk dari Basis lalu keluar melalui Emitor dan baru kemudian masuk potensio kontrol pada Tone Controlterus terang guruKATRO sendiri pada prakteknya sangat jarang memanfaatkan sistem Common Collector ini, karena menurut telinga guruKATRO dengan didukung perangkat yang masih kelas rendah, seperti hampir tidak terasa manfaatnya. 3. Common Emitter Emitor ke GND, atau menurut bahasa ORANG KATRO, Emitor tidak berfungsi sebagai input maupun output. Input Masuk melalui Basis dan keluar melalui Kolektor. Kata yang disana seperti ini Konfigurasi transistor dengan Common Emitter akan menguatkan tegangan dan arus secara bersamaan. memiliki impedansi input yang rendah, sedangkan impedansi output tinggi. Penguatan arus pada konfigurasi Common Emitter relatif besar. Sepertinya sistem penguat nomor 3 itulah yang paling efektif untuk menguatkan sinyal audio, pada Tone Control atau Parametrik atau Galaxy dll, setidaknya ini menurut praktek guruKATRO sendiri kalau keterangan ini keliru, mohon dimaafkan. Karena itu dibawah akan di share contoh beberapa jenis penguat audio sistem Common Emitter dengan masing masing karakteristik outputnya. Yang dijadikan contoh pada gambar dibawah adalah transistor C458, karena sementara ini hasil eksperimen guruKATRO dengan perangkat Audio sistem Amplifier SOCL 504 yang di tambah satu tingkat Transistor Finalnya A1943vs C5200 3 set, dengan sumber audio MP3 Player, speaker 1 buah 15" dan satu buah 12" trafo murni 10A 32VAC yang sudah membuat MCB 900VA turun bila tidak disaring dengan Resistor 33 ohm keatas. eksperimen telah menggunakan C1815, C945, 9014, C829 dan ternyata pada perangkat milik guruKATRO itu, yang paling tidak mudah over-bass maupun over treble adalah C458 sepertinya semua transistor eksperimen itu KW, akhir akhir ini disini sangat sulit mencari yang original Anda bisa eksperimen sendiri dengan berbagai tipe transistor yang lain hingga menemukan yang menurut anda paling cocok. Berikut macam macam rangkaian yang telah guruKATRO coba ketika berusaha menemukan kualitas audio yang diinginkan. 1. Rangkaian Transistor Penguat Audio STANDAR mungkin hanya guruKATRO yang mengatakan standar, itupun hanya karena ukuran ukuran komponen pendukung terutama ukuran Resistor seperti gambar diatas itu yang paling banyak digunakan oleh berbagai produsen perangkat audio portable 2. Rangkaian Transistor Penguat Audio meningkatkan Treble sekaligus menepis over bass Ukuran Resistor FeedBack dari asalnya 560K menjadi hanya 100K, didukung capasitor input hanya dengan menggunakan ukuran 104, maka output audio akan cenderung dominan Treble dan bass terasa kering nendang. 3. Rangkaian Transistor Penguat Audio meningkatkan Super-Treble sekaligus menepis over bass Selain Resistor Feedback dengan ukuran 100K, Resistor supply ke kolektor juga menggunakan ukuran 1K, maka nada tinggi akan terasa sangat terangkat oleh penguat model ini. Bila terjadi hasil masih kurang keras, bisa menambah satu tingkat lagi penguat yang sama. 4. Rangkaian Penguat Audio bila ingin mengutamakan nada menengah MIDDLE Resistor supply ke kolektor menggunakan ukuran 10K agar suara yang dihasilkan lebih keras Resistor FB 100K untuk menepis nada bass Capasitor FB 102 untuk menepis nada treble 5. Rangkaian Penguat Audio bila ingin mengutamakan nada rendah BASS Resistor Supply Emitor menggunakan ukuran 220 ohm untuk mengurangi nada menegah Resistor FB menggunakan ukuran 1 mega ohm untuk menjaga agar nada rendah bisa bebas lewat 6. Rangkaian Penguat Transistor untuk Super Bass Resistor FeedBack menggunakan ukuran 2,2 Mega ohm pasti untuk membiarkan nada rendah bebas keluar Capasitor FeedBack dengan ukuran 102 untuk menepis hampis semua nada tinggi. 7. Rangkaian Penguat Transistor untuk Bass Treble Resistor Supply Emitor menggunakan ukuran 470 ohm agar nada menengah tidak bisa lewat Capasitor Supply Emitor dipasang disini menggunakan ukuran 104 untuk mengangkat nada treble 8. Rangkaian Penguat Transistor sistem Common Collector yang biasa digunakan sebagai buffer sebelum masuk Tone Control Penguat Audio menggunakan Transistor memang bisa menyulitkan bila ingin mengangkat Bass yang aduhai, walau sebenarnya bisa asal mau membuat dengan beberapa tingkat penguatan. Tapi sepengalaman guruKATRO sementara ini, Keuntungannya adalah tidak mudah terkena interferensi sinyal dari luar. Pada awal eksperimen guruKATRO sudah menggunakan penguat IC, 741 baik yang UA - LM dan TL, tapi bila disisi perangkat guruKATRO sambil browsing ..., selama loading halaman internet selalu ada bunyi kretek kretek pada perangkat audio ... setelah dicoba menggunakan transistor ... masalah itu tidak ada lagi itulah lika liku eksperimen guruKATRO, ayo coba ceritakan seperti apa eksperimen yang telah anda lakukan????SkemaPenguat awal Power Amplifier Mencermati gambar diatas maka kita dapat melihat skema penguat input power ampli yang akan jadi rangkaian ideal untuk dipasangkan pada power ampli dengan daya60-300 watt, hal ini dilihat dari jenis komponen yang dipakai serta tegangan sumber yang memadai untuk proses penguatan di tahap berikutnya.