KandunganSurat At-Tin - Sahabat duniapondok terima kasih telah kembali lagi ke situs kami. Alhamdulillah setelah kemarin kita membahas asbabun nuzul surat Al-Alaq. Kali ini kita akan membahas kandungan surat At-Tin, soo mari kita simak bersama-sama. Kandungan Surat At-Tin - Surat ini turun setelah surat Al-Buruj, termasuk surat yang ke-95 dalam Al-Qur'an. Nama At-Tin diambil []
Surat Nuh merupakan surah ke-71 dalam Al-Quran yang terdiri dari 28 ayat. Surah ini menjadi salah satu surah yang menceritakan kisah nabi Nuh dan banjir besar yang terjadi di zaman itu. Namun, selain kisah tersebut, surah ini juga memiliki asbabun nuzul yang menarik untuk dipelajari. Apa itu asbabun nuzul surat Nuh? Simak penjelasannya di bawah ini. Pengertian Asbabun Nuzul Surat Nuh Asbabun nuzul surat Nuh adalah penjelasan mengenai sebab-sebab turunnya surat Nuh. Sebagai contoh, ada beberapa ayat dalam surah ini yang turun akibat dari peristiwa tertentu yang terjadi pada masa kehidupan Nabi Muhammad saw. Pengetahuan tentang asbabun nuzul sangat penting untuk memahami makna serta konteks ayat dalam Al-Quran. Sebab Turunnya Surat Nuh Menurut sejumlah riwayat, sebab turunnya surat Nuh adalah sebagai berikut Pertama, surat ini turun sebagai jawaban atas permintaan orang-orang musyrik Quraisy yang meminta Nabi Muhammad saw untuk menunjukkan mukjizat yang besar. Allah kemudian menurunkan surat Nuh sebagai bukti kekuasaan-Nya yang mampu menghancurkan seluruh umat manusia. Kedua, surat ini turun sebagai penghiburan bagi Nabi Muhammad saw yang saat itu masih dikejar-kejar oleh musuh-musuhnya. Surat ini mengajarkan bahwa Allah akan selalu melindungi hamba-hamba-Nya yang taat serta memberikan keadilan bagi setiap makhluk-Nya. Surat Nuh mengajarkan tentang pentingnya beriman kepada Allah serta taat kepada-Nya. Meskipun Nabi Nuh saat itu dianggap gila oleh kaumnya, ia tetap teguh pada keimanan dan berjuang untuk menyelamatkan umat manusia dari banjir besar yang akan datang. Surat ini juga mengingatkan manusia akan kekuasaan Allah yang mampu menghancurkan seluruh makhluk-Nya jika mereka tidak taat kepada-Nya. Kesimpulan Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa asbabun nuzul surat Nuh adalah penjelasan mengenai sebab-sebab turunnya surat Nuh. Surat ini turun sebagai jawaban atas permintaan orang-orang musyrik Quraisy dan sebagai penghiburan bagi Nabi Muhammad saw. Surat Nuh mengajarkan tentang pentingnya beriman dan taat kepada Allah serta mengingatkan manusia akan kekuasaan-Nya yang mampu menghancurkan seluruh makhluk-Nya jika mereka tidak taat kepada-Nya. Pos terkaitBahasa Daerah Sunda Sampai Berjumpa LagiBeberapa Pengertian dan Fungsi Array yang Benar Terdapat PadaPeristiwa Tertariknya Partikel Koloid oleh Medan Listrik DisebutPada Tahun 1770 Inggris Mengakui Haknya atas Benua Australia MelaluiBerikut Bukan Faktor Pendorong Pembangunan Ekonomi AdalahMengapa Kita Harus Bernegosiasi dengan Santun?
Hasilpencarian tentang Asbabun+nuzul+surat+alkahfi+ayat+28. tafsir Surat Al-Mulk Ayat 13. Asbabun nuzul ayat ini ialah karena orang-orang musyrik mengatakan, tafsir Surat Nuh Ayat 1. Pendahuluan: Makkiyyah, 28 ayat ~ Surat ini merinci kisah Nabi Nûh a. s. bersama kaumnya.
Al-Faatihah 001. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang 002. Segala puji bagi Allah Lafal ayat ini merupakan kalimat berita, dimaksud sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut pengertian yang terkandung di dalamnya, yaitu bahwa Allah Taala adalah yang memiliki semua pujian yang diungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Taala itu adalah Zat yang harus mereka puji. Lafal Allah merupakan nama bagi Zat yang berhak untuk disembah. Tuhan semesta alam artinya Allah adalah yang memiliki pujian semua makhluk-Nya, yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan lain-lainnya. Masing-masing mereka disebut alam. Oleh karenanya ada alam manusia, alam jin dan lain sebagainya. Lafal 'al-`aalamiin' merupakan bentuk jamak dari lafal '`aalam', yaitu dengan memakai huruf ya dan huruf nun untuk menekankan makhluk berakal/berilmu atas yang lainnya. Kata 'aalam berasal dari katàalaamah tanda mengingat ia adalah tanda bagi adanya yang menciptakannya. 003. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang yaitu yang mempunyai rahmat. Rahmat ialah menghendaki kebaikan bagi orang yang menerimanya. 004. Yang menguasai hari pembalasan di hari kiamat kelak. Lafal 'yaumuddiin' disebutkan secara khusus, karena di hari itu tiada seorang pun yang mempunyai kekuasaan, kecuali hanya Allah Taala semata, sesuai dengan firman Allah Taala yang menyatakan, "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini hari kiamat? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." Al-Mukmin 16 Bagi orang yang membacanya 'maaliki' maknanya menjadi "Dia Yang memiliki semua perkara di hari kiamat". Atau Dia adalah Zat yang memiliki sifat ini secara kekal, perihalnya sama dengan sifat-sifat-Nya yang lain, yaitu seperti 'ghaafiruz dzanbi' Yang mengampuni dosa-dosa. Dengan demikian maka lafal 'maaliki yaumiddiin' ini sah menjadi sifat bagi Allah, karena sudahmàrifah dikenal. 005. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan Artinya kami beribadah hanya kepada-Mu, seperti mengesakan dan lain-lainnya, dan kami memohon pertolongan hanya kepada-Mu dalam menghadapi semua hamba-Mu dan lain-lainnya. 006. Tunjukilah kami ke jalan yang lurus Artinya bimbinglah kami ke jalan yang lurus, kemudian dijelaskan pada ayat berikutnya, yaitu 007. Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, yaitu melalui petunjuk dan hidayah-Mu. Kemudian diperjelas lagi maknanya oleh ayat berikut Bukan jalan mereka yang dimurkai Yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi. Dan bukan pula dan selain mereka yang sesat. Yang dimaksud adalah orang-orang Kristen. Faedah adanya penjelasan tersebut tadi mempunyai pengertian bahwa orang-orang yang mendapat hidayah itu bukanlah orang-orang Yahudi dan bukan pula orang-orang Kristen. Hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui dan hanya kepada-Nyalah dikembalikan segala sesuatu. Semoga selawat dan salam-Nya dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabatnya, selawat dan salam yang banyak untuk selamanya. Cukuplah bagi kita Allah sebagai penolong dan Dialah sebaik-baik penolong. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya berkat pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Al-Baqarah 001. Alif laam miim Allah yang lebih mengetahui akan maksudnya. 002. Kitab ini yakni yang dibaca oleh Muhammad saw. tidak ada keraguan atau kebimbangan padanya bahwa ia benar-benar dari Allah swt. Kalimat negatif menjadi predikat dari subyek 'Kitab ini', sedangkan kata-kata isyarat 'ini' dipakai sebagai penghormatan. menjadi petunjuk sebagai predikat kedua, artinya menjadi penuntun bagi orang-orang yang bertakwa maksudnya orang-orang yang mengusahakan diri mereka supaya menjadi takwa dengan jalan mengikuti perintah dan menjauhi larangan demi menjaga diri dari api neraka. 003. Orang-orang yang beriman yang membenarkan kepada yang gaib yaitu yang tidak kelihatan oleh mereka, seperti kebangkitan, surga dan neraka dan mendirikan salat artinya melakukannya sebagaimana mestinya dan sebagian dari yang Kami berikan kepada mereka yang Kami anugerahkan kepada mereka sebagai rezeki mereka nafkahkan mereka belanjakan untuk jalan menaati Allah. 004. Dan orang-orang yang beriman pada apa yang diturunkan kepadamu maksudnya Alquran, dan apa yang diturunkan sebelummu yaitu Taurat, Injil dan selainnya serta mereka yakin akan hari akhirat, artinya mengetahui secara pasti. 005. Merekalah, yakni orang-orang yang memenuhi sifat-sifat yang disebutkan di atas yang beroleh petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung yang akan berhasil meraih surga dan terlepas dari siksa neraka. 006. Sesungguhnya orang-orang kafir seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan lainnya sama saja bagi mereka, apakah kamu beri peringatan dibaca, a-andzartahum, yakni dengan dua buah hamzah secara tegas. Dapat pula hamzah yang kedua dilebur menjadi alif hingga hanya tinggal satu hamzah saja yang dibaca panjang atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Hal itu telah diketahui oleh Allah, maka janganlah kamu berharap mereka akan beriman. 'Indzar' atau peringatan, artinya pemberitahuan disertai ancaman. 007. Allah mengunci mati hati mereka maksudnya menutup rapat hati mereka sehingga tidak dapat dimasuki oleh kebaikan begitu pun pendengaran mereka maksudnya alat-alat atau sumber-sumber pendengaran mereka dikunci sehingga mereka tidak memperoleh manfaat dari kebenaran yang mereka terima sedangkan penglihatan mereka ditutup dengan penutup yang menutupinya sehingga mereka tidak dapat melihat kebenaran dan bagi mereka siksa yang besar yang berat lagi tetap. Terhadap orang-orang munafik diturunkan
ContohAyat Al-Qur'an yang tidak memiliki Asbabun Nuzul adalah Firman Allah dalam Surah Al-An'aam. Dalam hadits 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma yang diriwayatkan secara marfu', Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya. (Q.S. Al loading...ilustrasi. Foto SINDOnews Asbabun nuzul Surat Abasa menceritakan tentang hikmah dakwah Nabi Muhammad Shallalllahu alaihi wa sallam kepada orang tanpa melihat status sosial . Surat Abasa sendiri terdiri dari 42 ayat. Surat ini termasuk golongan surat-surat makkiyah dan diturunkan setelah surat an Najm. Dinamakan Abasa ia bermuka masam karena diambil dari pernyataan Abasa yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Baca Juga Menurut riwayat, pada suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menerima dan berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy yang beliau harapkan agar mereka masuk Islam. Saat itu datanglah Abdullah bin Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta yang mengharapkan agar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam membacakan kepadanya ayat-ayat Al-Qur'an yang telah diturunkan Allah Ta'ala. Tetapi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum yang buta itu. Lalu Allah mengingatkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam agar jangan bermuka masam. Allah Ta'ala menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam terhadap Ibnu Ummi Maktum. Baca Juga Disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Ummul Mu’minin, Aisyah radhiyallahu anha berikut iniأُنْزِلَ عَبَسَ وَتَوَلَّى فِي ابْنِ أُمِّ مَكْتُوْمٍ الأَعْمَى أَتَى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلَ يَقُوْلُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَرْشِدْنِي، وَعِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ مِنْ عُظَمَاءِ الْمُشْرِكِيْنَ فَجَعَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْرِضُ عَنْهُ وَيُقْبِلُ عَلَى الآخَرِ وَيَقُوْلُ أَتَرَى بِمَا أَقُوْلُ بَأْسًا فَيَقُوْلُ لاَ فَفِي هَذَا أُنْزِلَ“Diturunkan Abasa wa Tawallaa’ berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta, ia mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan berkata Wahai Rasulullah berilah saya bimbingan’. Sedangkan di sisi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam saat itu ada salah seorang pembesar kaum musyrikin. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berpaling dari Ibnu Ummi Maktum dan berbalik ke arah lelaki pembesar musyrikin tersebut, lalu beliau berkata Apakah menurutmu apa yang aku sampaikan kepadamu ini baik?”, maka lelaki pembesar musyrikin itu menjawab Tidak’. Tentang peristiwa inilah turun surat Abasa.” HR At-Tirmidzi. Baca Juga Disebutkan pula oleh Ibnu Jarir At-Thabari dalam tafsirnya riwayat berikut ini,بَيْنَا رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنَاجِي عُتْبَة بْن رَبِيعَة وَأَبَا جَهْل بْن هِشَام وَالْعَبَّاس بْن عَبْد الْمُطَّلِب , وَكَانَ يَتَصَدَّى لَهُمْ كَثِيرًا , وَيَحْرِص عَلَيْهِمْ أَنْ يُؤْمِنُوا , فَأَقْبَلَ إِلَيْهِ رَجُل أَعْمَى , يُقَال لَهُ عَبْد اللَّه بْن أُمّ مَكْتُوم , يَمْشِي وَهُوَ يُنَاجِيهِمْ , فَجَعَلَ عَبْد اللَّه يَسْتَقْرِئ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آيَة مِنْ الْقُرْآن , وَقَالَ يَا رَسُول اللَّه , عَلِّمْنِي مِمَّا عَلَّمَك اللَّه , فَأَعْرَضَ عَنْهُ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَعَبَسَ فِي وَجْهه وَتَوَلَّى , وَكَرِهَ كَلَامه , وَأَقْبَلَ عَلَى الْآخَرِينَ ; فَلَمَّا قَضَى رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَأَخَذَ يَنْقَلِب إِلَى أَهْله , أَمْسَكَ اللَّه بَعْض بَصَره , ثُمَّ خَفَقَ بِرَأْسِهِ , ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّه عَبَسَ وَتَوَلَّى أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَى وَمَا يُدْرِيك لَعَلَّهُ يَزَّكَّى أَوْ يَذَّكَّر فَتَنْفَعهُ الذِّكْرَى“Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sedang berbicara dengan Utaibah ibnu Rabi’ah, Abu Jahal ibnu Hisyam, dan Al-Abbas ibnu Abdul Muttalib, saat itu beliau melayani mereka dan sangat menginginkan mereka beriman. Lalu tiba-tiba datanglah seorang lelaki buta bernama Ibnu Ummi Maktum, saat itu nabi sedang serius berbicara dengan mereka. Lalu Abdullah ibnu Ummi Maktum meminta agar diajari suatu ayat dari Al-Qur’an dan berkata, Wahai Rasulullah, ajarilah aku dengan apa yang telah Allah ajarkan kepadamu.’ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berpaling dan bermuka masam terhadapnya serta tidak menyukai permintaannya, bahkan beliau kembali melayani pembicaraan dengan para tokoh musyrikin. Setelah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam selesai dari pembicaraan dengan para tokoh musyrik itu dan hendak pulang ke rumah keluarganya, maka Allah menahan sebagian dari pandangan beliau dan menjadikan kepala beliau tertunduk, lalu turunlah kepadanya firman Allah yang menegur sikapnya itu Dia Muhammad bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya dari dosa atau dia ingin mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberikan manfaat kepadanya?’ QS.Abasa 1-4”. Baca Juga Selain kisah di atas, dalam Surat Abasa ini dijelaskan pula tentang dalil-dalil yang menegaskan keesaan Allah dan keadaan manusia pada hari kiaamat. Ibnu Katsir meriwayatkan, bukan saja Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim yang membawakan riwayat ini, bahkan ada pula riwayat dari Urwah bin Zubair, Mujahid, Abu Malik dan Qatadah, dan Adh-Dhaahak dan Ibnu Zaid dan lain-lain; bahwa yang bermuka masam itu memang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri dan orang buta itu memang Ibnu Ummi adalah, dalam berdakwah hendaknya memberikan penghargaan yang sama kepada orang-orang yang didakwahi. Baca Juga Dikutip dari buku 'Sosok Para Sahabat Nabi' yang ditulis Dr. Abdurrahman Raf’at al-Basya, dijelaskan bahwa sejak itu, Rasulullah makin menghormati Abdullah ibn Ummi Maktum apabila dia datang dan duduk di sisi beliau menanyakan hal ihwal bin Ummi Maktum adalah seorang sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang terkenal. Satu-satunya orang buta yang turut hijrah dengan Nabi shallallahu alaihi wa sallam ke Madinah. Satu-satunya orang buta yang dua-tiga kali diangkat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjadi wakilnya jadi Imam di Madinah jika beliau bepergian. Baca Juga Wallahu A'lam wid Kasuskasus yang menyebabkan turunnya sura.' dan ayat inilah yang disebut asbabun nuzul. Mengetahui asbabun nuzul ini sangat membantu untuk mengetahui ayat Al-Quran dan untuk menge­tahui makna serta rahasia-rahasia yang dikandungnya. Oleh karena itu, sekelompok ulama hadis dari kalangan sahabat dan tabi'in menaruh perhatian terhadap hadis
Asbabun Nuzul dapat dikatakan sebagai sejarah turunnya sebuah ayat Al-Qur’an. Bisa juga dikatakan sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an. Sebab-sebab yang dimaksud tersebut dapat berupa tempat, waktu, dan peristiwa. Dalam kaitannya dengan asbabun nuzul, Prof Muhammad Quraish Shihab dalam buku karyanya Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat Mizan, 1999 menjelaskan bahwa mayoritas ulama mengemukakan kaidah al-'ibrah bi 'umum al-lafzh la bi khushush al-sabab patokan dalam memahami ayat adalah redaksinya yang bersifat umum, bukan khusus terhadap pelaku kasus yang menjadi sebab turunnya. Sedangkan sebagian kecil dari mereka mengemukakan kaidah sebaliknya, al-'ibrah bi khushush al-sabab la bi 'umum al-lafzh patokan dalam memahami ayat adalah kasus yang menjadi sebab turunnya, bukan redaksinya yang bersifat umum. Di sini perlu kiranya dipertanyakan "Bukankah akan lebih mendukung pengembangan tafsir jika pandangan minoritas di atas yang ditekankan?" Tentunya, jika demikian, maka perlu diberikan beberapa catatan penjelasan sebagai berikut Seperti diketahui setiap asbab al-nuzul pasti mencakup a peristiwa, b pelaku, dan c waktu. Tidak mungkin benak akan mampu menggambarkan adanya suatu peristiwa yang tidak terjadi dalam kurun waktu tertentu dan tanpa pelaku. Sayang, selama ini pandangan menyangkut asbabun nuzul dan pemahaman ayat sering kali hanya menekankan kepada peristiwanya dan mengabaikan "waktu" terjadinya -setelah terlebih dahulu mengabaikan pelakunya- berdasarkan kaidah yang dianut oleh mayoritas tersebut. Para penganut paham al-'ibrah bi khushush al-sabab, menekankan perlunya analogi qiyas untuk menarik makna dari ayat-ayat yang memiliki latar belakang asbabun nuzul itu, tetapi dengan catatan apabila qiyas tersebut memenuhi syarat-syaratnya. Muhammad Abdul Azhim Al-Zarqaniy, Manahil Al-'Irfan, Al-Halabiy, Mesir, Cet. III, 1980 Jilid I h. 125 Pandangan mereka ini, hendaknya dapat diterapkan tetapi dengan memperhatikan faktor waktu, karena kalau tidak, ia menjadi tidak relevan untuk dianalogikan. Bukankah, seperti dikemukakan di atas, ayat Al-Qur’an tidak turun dalam masyarakat hampa budaya dan bahwa "kenyataan mendahului/bersamaan dengan turunnya ayat"? Analogi yang dilakukan hendaknya tidak terbatas oleh analogi yang dipengaruhi oleh logika formal al-manthiq, al-shuriy yang selama ini banyak mempengaruhi para fuqaha' kita. Tetapi, analogi Yang lebih luas dari itu, yang meletakkan di pelupuk mata al-mashalih al-mursalah dan yang mengantar kepada kemudahan pemahaman agama, sebagaimana halnya pada masa Rasul dan para sahabat." Yusuf Kamil, Al-'Ashriyun Mu'tazilat Al-Yawm, Al-Wafa' Al-Mansurah, Mesir, 1985 Qiyas yang selama ini dilakukan menurut Ridwan Al-Sayyid adalah berdasarkan rumusan Imam Al-Syafi'i, yaitu "Ilhaq far'i bi ashl li ittihad al-'illah", yang pada hakikatnya tidak merupakan upaya untuk mengantisipasi masa depan, tetapi sekadar membahas fakta yang ada untuk diberi jawaban agama terhadapnya dengan membandingkan fakta itu dengan apa yang pernah ada. Ridhwan Al-Sayyid, Al-Islam Al-Mu'ashir, Naz'at fiAl-Hadhir wa Al-Mustaqbal, Dar Al-'Ulum Al-Arabiyah, Beirut, 1986 Pengertian asbabun nuzul dengan demikian dapat diperluas sehingga mencakup kondisi sosial pada masa turunnya Al-Quran dan pemahamannya pun dapat dikembangkan melalui kaidah yang pernah dicetuskan oleh ulama terdahulu, dengan mengembangkan pengertian qiyas. Fathoni
DownloadASBABUN NUZUL SURAT AL MAIDAH apk 1.0 for Android. Asbab al-nuzul Qur'an Al Maidah COMPLETE LETTERS

Jakarta - Nabi Nuh AS adalah rasul yang memiliki ketabahan luar biasa dalam menghadapi kaumnya. Namanya diabadikan menjadi sebuah surat dalam Al Quran yaitu surat Nuh Arab نوح merupakan surat ke-71 dalam urutan mushaf Al Quran yang terdiri dari 28 ayat. Surat Nuh diturunkan di Kota Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Surat ini termasuk golongan surat Tafsir Ibnu Katsir, pada permulaan surat ini Allah SWT menceritakan tentang Nabi Nuh AS bahwa Dia telah mengutusnya kepada kaumnya. Dia memerintahkan kepada Nabi Nuh AS agar memberikan peringatan akan datangnya azab Allah sebelum menimpa mereka. Nabi Nuh AS mengajak agar kaumnya mengerjakan apa yang diperintahkan dan membenarkan risalah yang disampaikannya. Jika mereka kaum Nabi Nuh AS mau bertaubat dan kembali ke jalan Allah SWT, niscaya azab itu akan diangkat dilenyapkan dari mereka. Namun, kaumnya tidak mendengarkan apa yang diperingatkan oleh Nabi Nuh bacaan Surat Nuh ayat 1-28 Arab, latin, dan terjemahannya1. إِنَّآ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦٓ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌArab-latininnā arsalnā nụhan ilā qaumihī an anżir qaumaka ming qabli ay ya`tiyahum 'ażābun alīmArtinya "Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dengan memerintahkan "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih."2. قَالَ يَٰقَوْمِ إِنِّى لَكُمْ نَذِيرٌ مُّبِينٌArab-latin qāla yā qaumi innī lakum nażīrum mubīn Artinya "Nuh berkata "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu."3. أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِArab-latin ani'budullāha wattaqụhu wa aṭī'ụn Artinya "yaitu sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,"4. يَغْفِرْ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ إِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُ ۖ لَوْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَArab-latin yagfir lakum min żunụbikum wa yu`akhkhirkum ilā ajalim musammā, inna ajalallāhi iżā jā`a lā yu`akhkhar, lau kuntum ta' "Niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui."5. قَالَ رَبِّ إِنِّى دَعَوْتُ قَوْمِى لَيْلًا وَنَهَارًاArab-latin qāla rabbi innī da'autu qaumī lailaw wa nahārā Artinya "Nuh berkata "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang."6. فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَآءِىٓ إِلَّا فِرَارًاArab-latin fa lam yazid-hum du'ā`ī illā firārā Artinya "Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari dari kebenaran."7. وَإِنِّى كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوٓا۟ أَصَٰبِعَهُمْ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَٱسْتَغْشَوْا۟ ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا۟ وَٱسْتَكْبَرُوا۟ ٱسْتِكْبَارًاArab-latin wa innī kullamā da'autuhum litagfira lahum ja'alū aṣābi'ahum fī āżānihim wastagsyau ṡiyābahum wa aṣarrụ "Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka kepada iman agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya kemukanya dan mereka tetap mengingkari dan menyombongkan diri dengan sangat."8. ثُمَّ إِنِّى دَعَوْتُهُمْ جِهَارًاArab-latin ṡumma innī da'autuhum jihārā Artinya "Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka kepada iman dengan cara terang-terangan."9. ثُمَّ إِنِّىٓ أَعْلَنتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًاArab-latin ṡumma innī a'lantu lahum wa asrartu lahum isrārā Artinya "kemudian sesungguhnya aku menyeru mereka lagi dengan terang-terangan dan dengan diam-diam."10. فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًاArab-latin fa qultustagfirụ rabbakum innahụ kāna gaffārā Artinya "maka aku katakan kepada mereka 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun."Artinya "Supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu."21. قَالَ نُوحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِى وَٱتَّبَعُوا۟ مَن لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُۥ وَوَلَدُهُۥٓ إِلَّا خَسَارًاArab-latin qāla nụḥur rabbi innahum 'aṣaunī wattaba'ụ mal lam yazid-hu māluhụ wa waladuhū illā "Nuh berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka."22. وَمَكَرُوا۟ مَكْرًا كُبَّارًاArab-latin wa makarụ makrang kubbārā Artinya "dan melakukan tipu-daya yang amat besar". لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًاArab-latin wa qālụ lā tażarunna ālihatakum wa lā tażarunna waddaw wa lā suwā'aw wa lā yagụṡa wa ya'ụqa wa nasrā Artinya "Dan mereka berkata "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr". أَضَلُّوا۟ كَثِيرًا ۖ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا ضَلَٰلًاArab-latin wa qad aḍallụ kaṡīrā, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā ḍalālā Artinya "Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan manusia; dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan."25. مِّمَّا خَطِيٓـَٰٔتِهِمْ أُغْرِقُوا۟ فَأُدْخِلُوا۟ نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا۟ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ أَنصَارًاArab-latin mimmā khaṭī`ātihim ugriqụ fa udkhilụ nāran fa lam yajidụ lahum min dụnillāhi anṣārāArtinya "Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah."26. وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى ٱلْأَرْضِ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ دَيَّارًاArab-latin wa qāla nụḥur rabbi lā tażar 'alal-arḍi minal-kāfirīna dayyārā Artinya "Nuh berkata "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi."27. إِنَّكَ إِن تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا۟ عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوٓا۟ إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًاArab-latin innaka in tażar-hum yuḍillụ 'ibādaka wa lā yalidū illā fājirang kaffārā Artinya "Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir."28. رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢاArab-latin rabbigfir lī wa liwālidayya wa liman dakhala baitiya mu`minaw wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā "Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan."Yuk baca surat Nuh ayat 1-28 sahabat hikmah! nwy/nwy

Surah'Abasa of the Noble Quran begins with the incident of a blind man (Abdullah ibn Umm Maktum). This man came to the Prophet to seek knowledge, while the rulers of Makkah were denying the message.
22 Agu Asbabun Nuzul Surah Al-Qur’an 1 2 3 4 5 6 1. Asbabun Nuzul Surah Al-Fatihah 2. Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 3. Asbabun Nuzul Surah Ali Imraan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4. Asbabun Nuzul Surah An-Nisaa’ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 5. Asbabun Nuzul Surah Al-Maa-idah 1 2 3 4 5 6. Asbabun Nuzul Surah Al-An’am 1 2 3 4 5 7. Asbabun Nuzul Surah Al-A’raaf 8. Asbabun Nuzul Surah Al-Anfaal 1 2 3 4 5 6 9. Asbabun Nuzul Surah At-Taubah 1 2 3 4 5 6 7 8 10. Asbabun Nuzul Surah Yunus 11. Asbabun Nuzul Surah Huud 12. Asbabun Nuzul Surah Yusuf 13. Asbabun Nuzul Surah Ar-Ra’d 14. Asbabun Nuzul Surah Ibrahim 15. Asbabun Nuzul Surah Al-Hijr 16. Asbabun Nuzul Surah An-Nahl 1 2 3 17. Asbabun Nuzul Surah Al-Israa’ 1 2 3 4 5 18. Asbabun Nuzul Surah Al-Kahfi 1 2 19. Asbabun Nuzul Surah Maryam 20. Asbabun Nuzul Surah Thaahaa 21. Asbabun Nuzul Surah Al-Anbiyaa’ 22. Asbabun Nuzul Surah Al-Hajj1 2 3 23. Asbabun Nuzul Surah Al-Mu’minuun 24. Asbabun Nuzul Surah An-Nuur 1 2 3 4 5 6 25. Asbabun Nuzul Surah Al-Furqaan 26. Asbabun Nuzul Surah Asy-Syu’araa’ 27. Asbabun Nuzul Surah An-Naml 28. Asbabun Nuzul Surah Al-Qashash 29. Asbabun Nuzul Surah Al-Ankabuut 30. Asbabun Nuzul Surah Ar-Ruum 31. Asbabun Nuzul Surah Luqman 32. Asbabun Nuzul Surah As-Sajdah 33. Asbabun Nuzul Surah Al-Ahzab 1 2 3 4 5 6 7 34. Asbabun Nuzul Surah Saba’ 35. Asbabun Nuzul Surah Faathir 36. Asbabun Nuzul Surah Yaasiin 37. Asbabun Nuzul Surah Ash-Shaaffaat 38. Asbabun Nuzul Surah Shaad 39. Asbabun Nuzul Surah Az-Zumar 40. Asbabun Nuzul Surah Al-Mu’min 41. Asbabun Nuzul Surah Fushshilat 42. Asbabun Nuzul Surah Asy-Syuura 43. Asbabun Nuzul Surah Az-Zukhruf 44. Asbabun Nuzul Surah Ad-Dukhan 45. Asbabun Nuzul Surah Al-Jaatsiyah 46. Asbabun Nuzul Surah Al-Ahqaaf 47. Asbabun Nuzul Surah Muhammad 48. Asbabun Nuzul Surah Al-Fath 49. Asbabun Nuzul Surah Al-Hujuraat 50. Asbabun Nuzul Surah Qaaf 51. Asbabun Nuzul Surah Adz-Dzaariyaat 52. Asbabun Nuzul Surah Ath-Thuur 53. Asbabun Nuzul Surah An-Najm 54. Asbabun Nuzul Surah Al-Qamar 55. Asbabun Nuzul Surah Ar-Rahmaan 56. Asbabun Nuzul Surah Al-Waaqi’ah 57. Asbabun Nuzul Surah Al-Hadid 58. Asbabun Nuzul Surah Al-Mujaadilah 59. Asbabun Nuzul Surah Al-Hasyr 60. Asbabun Nuzul Surah Al-Mumtahanah 61. Asbabun Nuzul Surah Ash-Shaff 62. Asbabun Nuzul Surah Al-Jumu’ah 63. Asbabun Nuzul Surah Al-Munaafiquun 64. Asbabun Nuzul Surah At-Taghaabun 65. Asbabun Nuzul Surah Ath-Thaalaq 66. Asbabun Nuzul Surah At-Tahrim 67. Asbabun Nuzul Surah Al-Mulk 68. Asbabun Nuzul Surah Al-Qalam 69. Asbabun Nuzul Surah Al-Haaqqah 70. Asbabun Nuzul Surah Al-Ma’aarij 71. Asbabun Nuzul Surah Nuh 72. Asbabun Nuzul Surah Al-Jin 73. Asbabun Nuzul Surah Al-Muzzammil 74. Asbabun Nuzul Surah Al-Muddatstsir 75. Asbabun Nuzul Surah Al-Qiyaamah 76. Asbabun Nuzul Surah Al-Insaan 77. Asbabun Nuzul Surah Al-Mursalaat 78. Asbabun Nuzul Surah An-Naba’ 79. Asbabun Nuzul Surah An-Naazi’aat 80. Asbabun Nuzul Surah Abasa 81. Asbabun Nuzul Surah At-Takwiir 82. Asbabun Nuzul Surah Al-Infithaar 83. Asbabun Nuzul Surah Al-Muthaffifiin 84. Asbabun Nuzul Surah Al-Insyiqaaq 85. Asbabun Nuzul Surah Al-Buruuj 86. Asbabun Nuzul Surah Ath-Thaariq 87. Asbabun Nuzul Surah Al-A’laa 88. Asbabun Nuzul Surah Al-Ghaasyiyah 89. Asbabun Nuzul Surah Surah Al-Fajr 90. Asbabun Nuzul Surah Al-Balad 91. Asbabun Nuzul Surah Asy-Syams 92. Asbabun Nuzul Surah Al-Lail 93. Asbabun Nuzul Surah Adl-Dluhaa 94. Asbabun Nuzul Surah Al-Insyirah 95. Asbabun Nuzul Surah At-Tiin 96. Asbabun Nuzul Surah Al-Alaq 97. Asbabun Nuzul Surah Al-Qadr 98. Asbabun Nuzul Surah Al-Bayyinah 99. Asbabun Nuzul Surah Al-Zalzalah 100. Asbabun Nuzul Surah Al’Aadiyaat 101. Asbabun Nuzul Surah Al-Qaari’ah 102. Asbabun Nuzul Surah At-Takaatsur 103. Asbabun Nuzul Surah Al-Ashr 104. Asbabun Nuzul Surah Al-Humazah 105. Asbabun Nuzul Surah Al-Fiil 106. Asbabun Nuzul Surah Quraisy 107. Asbabun Nuzul Surah Al-Maa’uun 108. Asbabun Nuzul Surah Al-Kautsar 109. Asbabun Nuzul Surah Al-Kaafiruun 110. Asbabun Nuzul Surah An-Nashr 111. Asbabun Nuzul Surah Al-Lahab 112. Asbabun Nuzul Surah Al-Ikhlash 113. Asbabun Nuzul Surah Al-Falaq 114. Asbabun Nuzul Surah An-Naas Tagagama, Al-qur'an, alquran, asbabun, Asbabun nuzul, Asbabun Nuzul Surah Al-Qur’an, islam, nuzul, religion, surah, surat
Tulisanatau Teks Latin Surat Nuh. Surat yang ke-71 di dalam Al Qur'an dan terdiri dari 28 ayat. Baca juga surat Nuh teks Arab, terjemah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Nuh - نوح 1. innaa arsalnaa nuuhan ilaa qawmihi an andzir qawmaka min qabli an ya/tiyahum 'adzaabun aliimun 2. qaala yaa qawmi innii lakum nadziirun mubiinun []
71. QS. Nuh Nabi Nuh 28 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اِنَّاۤ اَرۡسَلۡنَا نُوۡحًا اِلٰى قَوۡمِهٖۤ اَنۡ اَنۡذِرۡ قَوۡمَكَ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ يَّاۡتِيَهُمۡ عَذَابٌ اَلِيۡمٌ‏ Innaaa arsalnaa Nuuhan ilaa qawmihii an anzir qawmaka min qabli any yaatiyahum 'azaabun aliim 1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dengan perintah, "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih." قَالَ يٰقَوۡمِ اِنِّىۡ لَـكُمۡ نَذِيۡرٌ مُّبِيۡنٌۙ Qoola yaa qawmi innii lakum naziirum mubiin 2. Dia Nuh berkata, "Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ وَاتَّقُوۡهُ وَاَطِيۡعُوۡنِۙ Ani'udul laaha watta quuhu wa atii'uun 3. yaitu sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, يَغۡفِرۡ لَـكُمۡ مِّنۡ ذُنُوۡبِكُمۡ وَيُؤَخِّرۡكُمۡ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى‌ؕ اِنَّ اَجَلَ اللّٰهِ اِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُ‌‌ۘ لَوۡ كُنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ Yaghfir lakum min zunuubikum wa yu'akhkhirkum ilaaa ajalim musammaa; innaa ajalal laahi izaa jaaa'a laa yu'akhkhar; law kuntum ta'lamuun 4. niscaya Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu memanjangkan umurmu sampai pada batas waktu yang ditentukan. Sungguh, ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda, seandainya kamu mengetahui." قَالَ رَبِّ اِنِّىۡ دَعَوۡتُ قَوۡمِىۡ لَيۡلًا وَّنَهَارًا Qoola rabbi innii da'awtu qawmii lailanw wa naharaa 5. Dia Nuh berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam, فَلَمۡ يَزِدۡهُمۡ دُعَآءِىۡۤ اِلَّا فِرَارًا Falam yazid hum du'aaa 'iii illaa firaaraa 6. tetapi seruanku itu tidak menambah iman mereka, justru mereka lari dari kebenaran. وَاِنِّىۡ كُلَّمَا دَعَوۡتُهُمۡ لِتَغۡفِرَ لَهُمۡ جَعَلُوۡۤا اَصَابِعَهُمۡ فِىۡۤ اٰذَانِهِمۡ وَاسۡتَغۡشَوۡا ثِيَابَهُمۡ وَاَصَرُّوۡا وَاسۡتَكۡبَرُوا اسۡتِكۡبَارًا‌ ۚ‏ Wa inii kullamaa da'awtuhum litaghfira lahum ja'aluuu asaabi'ahum fii aazaanihim wastaghshaw siyaabahum wa asaarruu wastakbarus tikbaaraa 7. Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka untuk beriman agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan bajunya ke wajahnya dan mereka tetap mengingkari dan sangat menyombongkan diri. ثُمَّ اِنِّىۡ دَعَوۡتُهُمۡ جِهَارًا Summa innii da'aw tuhum jihaara 8. Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka dengan cara terang-terangan. ثُمَّ اِنِّىۡۤ اَعۡلَـنۡتُ لَهُمۡ وَاَسۡرَرۡتُ لَهُمۡ اِسۡرَارًا Summaa inniii a'lantu lahum wa asrartu lahum israaraa 9. Kemudian aku menyeru mereka secara terbuka dan dengan diam-diam, فَقُلۡتُ اسۡتَغۡفِرُوۡا رَبَّكُمۡؕ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًا Faqultus taghfiruu Rabakam innahuu kaana Ghaffaaraa 10. maka aku berkata kepada mereka, "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, يُّرۡسِلِ السَّمَآءَ عَلَيۡكُمۡ مِّدۡرَارًا Yursilis samaaa'a 'alaikum midraaraa 11. niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, وَّيُمۡدِدۡكُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّبَنِيۡنَ وَيَجۡعَلۡ لَّـكُمۡ جَنّٰتٍ وَّيَجۡعَلۡ لَّـكُمۡ اَنۡهٰرًا Wa yumdidkum bi am waalinw wa baniina wa yaj'al lakum Jannaatinw wa yaj'al lakum anhaaraa 12. dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu." مَا لَـكُمۡ لَا تَرۡجُوۡنَ لِلّٰهِ وَقَارًا‌ Maa lakum laa tarjuuna lillaahi waqooraa 13. Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah? وَقَدۡ خَلَقَكُمۡ اَطۡوَارًا Wa qad khalaqakum at waaraa 14. Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. اَلَمۡ تَرَوۡا كَيۡفَ خَلَقَ اللّٰهُ سَبۡعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا Alam taraw kaifa khalaqal laahu sab'a samaawaatin tibaaqoo 15. Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? وَّجَعَلَ الۡقَمَرَ فِيۡهِنَّ نُوۡرًا ۙ وَّجَعَلَ الشَّمۡسَ سِرَاجًا‏ Wa ja'alal qamara fiihinna nuuranw wa ja'alash shamsa siraajaa 16. Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita yang cemerlang? وَاللّٰهُ اَنۡۢبَتَكُمۡ مِّنَ الۡاَرۡضِ نَبَاتًا ۙ‏ Wallaahu ambatakum minal ardi nabaataa 17. Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh berangsur-angsur, ثُمَّ يُعِيۡدُكُمۡ فِيۡهَا وَيُخۡرِجُكُمۡ اِخۡرَاجًا‏ Summa yu'iidukum fiihaa wa ukhrijukum ikhraajaa 18. kemudian Dia akan mengembalikan kamu ke dalamnya tanah dan mengeluarkan kamu pada hari Kiamat dengan pasti. وَاللّٰهُ جَعَلَ لَـكُمُ الۡاَرۡضَ بِسَاطًا ۙ‏ Wallaahu ja'ala lakumul arda bisaataa 19. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, لِّـتَسۡلُكُوۡا مِنۡهَا سُبُلًا فِجَاجًا Litaslukuu minhaa subulan fijaajaa 20. agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas Mxx9wF.
  • 78hpoyrzz1.pages.dev/213
  • 78hpoyrzz1.pages.dev/50
  • 78hpoyrzz1.pages.dev/192
  • 78hpoyrzz1.pages.dev/225
  • 78hpoyrzz1.pages.dev/105
  • 78hpoyrzz1.pages.dev/71
  • 78hpoyrzz1.pages.dev/94
  • 78hpoyrzz1.pages.dev/228
  • 78hpoyrzz1.pages.dev/99
  • asbabun nuzul surat nuh